PGE Mantapkan Langkah di Energi Hijau, Target 1 GW Jadi Tonggak Swasembada Nasional

Kamis, 30 Oktober 2025 | 09:00:43 WIB
PGE Mantapkan Langkah di Energi Hijau, Target 1 GW Jadi Tonggak Swasembada Nasional

JAKARTA - PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) semakin menegaskan posisinya sebagai motor utama transisi energi bersih di Indonesia. Hingga kuartal III tahun 2025, perusahaan mencatatkan kinerja solid dengan pertumbuhan positif di hampir semua lini bisnisnya.

Kinerja kuat itu tercermin dari perolehan pendapatan sebesar 318,86 juta dolar AS atau sekitar Rp5,26 triliun. Angka tersebut tumbuh 4,2 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Dorongan dari Proyek Lumut Balai dan Akselerasi Pertumbuhan Bisnis

Pertumbuhan kinerja ini tidak lepas dari keberhasilan beroperasinya Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Lumut Balai Unit 2. Proyek berkapasitas 55 megawatt (MW) itu mulai beroperasi sejak Juni 2025 dan menjadi salah satu pendorong utama kenaikan pendapatan PGE.

Direktur Keuangan PGE, Yurizki Rio, menuturkan bahwa capaian tersebut mencerminkan ketangguhan operasional perusahaan dalam menghadapi tantangan sektor energi global. “Pencapaian ini menjadi bukti nyata kemampuan Perseroan dalam memperkuat kinerja operasional sekaligus mempertahankan pertumbuhan yang berkelanjutan,” ujarnya.

Yurizki menambahkan, hasil positif tersebut memberi semangat baru bagi manajemen untuk terus memberikan nilai tambah bagi pemegang saham. Selain itu, pencapaian ini juga menjadi pijakan penting dalam mempercepat langkah Indonesia menuju transisi energi bersih.

Dari sisi laba, PGE berhasil mencatatkan keuntungan bersih sebesar 104,26 juta dolar AS atau sekitar Rp1,72 triliun. EBITDA perusahaan mencapai 248,97 juta dolar AS atau sekitar Rp4,11 triliun, mencerminkan profitabilitas yang tetap kuat di tengah ekspansi besar-besaran.

Keuangan Solid dan Kinerja Operasional yang Konsisten

PGE mencatat total aset mencapai 2,96 miliar dolar AS atau sekitar Rp48,84 triliun hingga akhir kuartal III 2025. Dari jumlah tersebut, kas dan setara kas perusahaan mencapai 628,12 juta dolar AS atau sekitar Rp10,36 triliun, menandakan posisi likuiditas yang sangat sehat.

Kinerja keuangan yang solid juga tercermin dari peningkatan aset lancar yang naik dari 828,56 juta dolar AS menjadi 831,78 juta dolar AS. Pertumbuhan tersebut memperkuat pondasi keuangan PGE di tengah upaya memperluas proyek-proyek panas bumi di berbagai wilayah.

Direktur Operasi PGE, Ahmad Yani, menjelaskan bahwa pertumbuhan tersebut merupakan hasil dari kerja keras tim di lapangan yang mampu mengakselerasi proyek strategis. “Beroperasinya proyek Lumut Balai Unit 2 menjadi stimulus utama pertumbuhan pendapatan. Ke depan, kami akan terus mengakselerasi pengembangan proyek-proyek strategis lainnya untuk memperkuat portofolio panas bumi nasional,” ujarnya.

Ahmad Yani menegaskan, fokus PGE tidak hanya pada peningkatan kapasitas listrik, tetapi juga pada peningkatan efisiensi dan keberlanjutan lingkungan. Strategi itu sekaligus memperkuat peran PGE dalam mendukung ketahanan energi nasional.

Target Ambisius 1,8 GW dan Visi Swasembada Energi

PGE kini tengah menatap target besar untuk mencapai kapasitas terpasang 1 gigawatt (GW) yang dikelola secara mandiri dalam dua hingga tiga tahun mendatang. Direktur Utama PGE, Julfi Hadi, menegaskan bahwa pencapaian target tersebut hanyalah langkah awal menuju perjalanan panjang swasembada energi nasional.

“Target 1 GW bukanlah garis akhir, melainkan awal dari perjalanan panjang menuju swasembada energi nasional,” kata Julfi. Ia menambahkan bahwa hingga kini, PGE telah mengelola kapasitas terpasang sebesar 727 MW dari enam wilayah operasi yang tersebar di Indonesia.

Selain Lumut Balai Unit 2, perusahaan juga tengah menggarap proyek Hululais Unit 1 dan 2 dengan kapasitas total 110 MW. PGE juga mengembangkan proyek co-generation dengan kapasitas gabungan mencapai 230 MW serta melakukan eksplorasi di Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) Gunung Tiga yang diresmikan Presiden Prabowo pada Juni 2025.

Seluruh proyek itu merupakan bagian dari strategi “beyond electricity”, yakni pendekatan bisnis yang memperluas potensi panas bumi di luar sektor kelistrikan. “Kami berkomitmen memberikan manfaat nyata bagi masyarakat melalui energi panas bumi yang bersih dan berkelanjutan,” tutur Julfi.

Julfi menekankan bahwa keberhasilan proyek-proyek tersebut akan memperkuat daya saing PGE dalam mengembangkan energi baru dan terbarukan. Visi besar itu juga diharapkan mampu menjadikan Indonesia sebagai salah satu pusat energi hijau terbesar di kawasan Asia Tenggara.

Langkah Nyata Menuju Ekosistem Energi Rendah Emisi

Tidak berhenti pada panas bumi, PGE juga tengah menyiapkan pondasi kuat untuk membangun ekosistem green hydrogen di Indonesia. Pada September 2025, perusahaan secara resmi meluncurkan Pilot Project Green Hydrogen Ulubelu sebagai langkah awal membangun rantai pasok energi rendah emisi nasional.

Proyek tersebut merupakan salah satu terobosan penting dalam perjalanan Indonesia menuju ekonomi hijau. Dalam jangka panjang, PGE berencana mengembangkan produk turunan lainnya seperti green ammonia dan green methanol guna mendukung transisi energi nasional secara menyeluruh.

Sebagai bagian dari Subholding Power & New Renewable Energy (PNRE) PT Pertamina (Persero), PGE kini mengelola 15 Wilayah Kerja Panas Bumi. Total kapasitas terpasang mencapai 1.932 MW, di mana 727 MW dikelola secara langsung dan 1.205 MW melalui skema Kontrak Operasi Bersama (Joint Operation Contract).

Kapasitas tersebut berkontribusi sekitar 70 persen terhadap total kapasitas panas bumi nasional. Dengan potensi pengurangan emisi karbon hingga 10 juta ton CO? per tahun, kontribusi PGE menjadi pilar penting dalam pencapaian target net zero emission Indonesia pada 2060.

Julfi menegaskan, pencapaian tersebut bukan sekadar angka, melainkan bukti nyata bahwa energi panas bumi bisa menjadi solusi nyata untuk masa depan yang berkelanjutan. “Kami ingin menjadi bagian dari transformasi besar Indonesia menuju energi bersih yang mampu memberikan manfaat ekonomi dan sosial secara luas,” ucapnya.

Selain itu, PGE juga terus memperkuat reputasinya di bidang keberlanjutan lingkungan. Sejak tahun 2011 hingga 2025, perusahaan berhasil meraih 18 penghargaan PROPER Emas dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Rangkaian prestasi tersebut menjadi bukti komitmen perusahaan dalam menjalankan praktik bisnis yang bertanggung jawab terhadap lingkungan. Di tengah meningkatnya kebutuhan energi nasional, PGE berupaya menghadirkan solusi energi hijau yang tidak hanya efisien, tetapi juga ramah lingkungan.

Transformasi Hijau dan Harapan Masa Depan Energi Indonesia

Dengan capaian kinerja yang kuat, strategi ekspansi yang terukur, dan dukungan penuh dari pemerintah, PGE optimistis dapat terus memperluas peranannya dalam bauran energi nasional. Melalui inovasi, efisiensi operasional, dan investasi berkelanjutan, perusahaan menegaskan diri sebagai pelopor energi panas bumi di Tanah Air.

Perjalanan menuju target 1,8 GW pada tahun 2033 menjadi simbol komitmen PGE dalam menghadirkan energi bersih yang mampu menopang pertumbuhan ekonomi nasional. Langkah tersebut bukan hanya tentang peningkatan kapasitas, tetapi juga tentang membangun masa depan Indonesia yang mandiri energi dan berdaulat di sektor energi terbarukan.

Terkini