JAKARTA - Juventus akan bertandang ke Stadio Olimpico menghadapi Lazio dalam lanjutan pekan kedelapan Serie A musim 2025/2026. Laga ini bukan sekadar pertandingan rutin, melainkan sebuah ujian besar yang menentukan arah perjalanan klub asal Turin tersebut.
Sejak kemenangan dramatis 4-3 atas Inter Milan beberapa waktu lalu, Juventus belum mampu meraih hasil positif di semua kompetisi. Situasi ini menempatkan tekanan besar pada pelatih Igor Tudor, yang kini berada di ujung tanduk.
Kekalahan lain akan memperpanjang rentetan tanpa kemenangan menjadi delapan laga, termasuk kemungkinan tiga kekalahan beruntun. Kondisi tersebut jelas tidak sejalan dengan tradisi klub sebesar Juventus. Atmosfer di Turin pun terasa tegang. Dukungan dari manajemen memang belum hilang sepenuhnya, namun kesabaran suporter mulai menipis.
Bagi klub dengan sejarah dan prestasi sebesar Juventus, keterpurukan seperti ini tidak hanya memengaruhi posisi di klasemen, tetapi juga menyentuh sisi emosional dan kebanggaan para pendukung setianya.
Harapan Terakhir untuk Igor Tudor
Pelatih asal Kroasia itu kini berada dalam sorotan tajam. Performa Juventus di bawah asuhannya tampak menurun di semua lini. Pertahanan yang kerap bocor, lini tengah yang kehilangan kreativitas, serta serangan yang kehilangan ketajaman menjadi kombinasi masalah yang sulit diatasi. Para pemain terlihat kehilangan arah dan energi, seolah-olah semangat untuk mengikuti filosofi permainan Tudor mulai pudar.
Laga kontra Lazio akan menjadi ujian sesungguhnya bagi Tudor. Kekalahan bisa menjadi batas kesabaran terakhir bagi manajemen dan suporter. Sebaliknya, kemenangan dapat menjadi titik balik penting yang memulihkan moral dan kepercayaan diri tim. Meski pihak klub masih menunjukkan keyakinan bahwa Tudor mampu membawa perubahan, performa di lapangan belum memperlihatkan tanda kebangkitan yang nyata. Ini menjadikan pertandingan melawan Lazio sebagai momen hidup-mati bagi sang pelatih.
Tekanan dari Dalam dan Luar Lapangan
Di tengah kondisi yang tak menentu, analis sekaligus mantan pemain Juventus, Massimo Pavan, memberikan pandangannya. Ia menegaskan bahwa Juventus tidak memiliki pilihan lain selain menang. “Saya tidak membenci permainan mereka saat melawan Real Madrid, tetapi Juventus harus kembali mencetak hasil. Melawan Lazio, kita akan lihat seberapa besar energi yang tersisa, tapi sayangnya, satu-satunya hasil yang mungkin adalah kemenangan: tidak ada pilihan lain,” ujarnya.
Pernyataan itu mencerminkan betapa besar tekanan yang kini dirasakan tim. Bagi Juventus, kemenangan tidak sekadar soal tiga poin, tetapi juga simbol bahwa klub masih memiliki mental juara. Rentetan hasil negatif telah menurunkan rasa percaya diri pemain. Jika tren ini berlanjut, bukan hanya posisi Tudor yang terancam, namun kestabilan ruang ganti pun bisa terguncang. Dalam sepak bola, kehilangan kepercayaan adalah awal dari kehancuran.
Ujian Mental dan Harga Diri Klub Besar
Pertandingan melawan Lazio bukan hanya tentang strategi dan taktik di atas lapangan, melainkan juga tentang karakter dan mentalitas. Juventus harus menunjukkan bahwa mereka tetap memiliki DNA pemenang yang telah tertanam selama puluhan tahun. Setiap pemain diharapkan tampil dengan semangat juang yang tinggi untuk membuktikan bahwa Juventus belum habis.
Bagi Igor Tudor, laga ini bisa menjadi momen terakhir untuk menyelamatkan kariernya di Turin. Bagi para pemain, inilah kesempatan untuk menunjukkan loyalitas dan komitmen terhadap klub yang telah memberikan mereka status besar di sepak bola Italia. Sementara bagi suporter, kemenangan di Olimpico akan menjadi secercah harapan bahwa musim ini belum berakhir.
Juventus datang ke laga ini dengan beban besar, namun juga dengan motivasi untuk membalikkan keadaan. Tidak ada ruang untuk kesalahan, tidak ada waktu untuk menyesal. Satu-satunya jalan adalah menang—karena hanya dengan itu, Juventus bisa kembali berjalan di jalur yang seharusnya.