IHSG Tertekan, Asing Fokus Borong Saham Pelat Merah

Rabu, 05 November 2025 | 11:08:59 WIB
IHSG Tertekan, Asing Fokus Borong Saham Pelat Merah

JAKARTA - Pasar modal Indonesia kembali mencatat aktivitas asing yang cukup tinggi meski Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tertekan pada perdagangan kemarin. 

Investor asing tercatat melakukan net buy senilai Rp 305,1 miliar, terutama di saham-saham pelat merah dan sektor perbankan.

Pergerakan ini menunjukkan dinamika pasar yang kompleks, di mana aksi profit taking domestik mendorong IHSG melemah, sementara aliran modal asing tetap masuk, menandakan minat investor global terhadap fundamental emiten tertentu di Indonesia.

Saham Pelat Merah Jadi Favorit Investor Asing

Saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) menjadi primadona asing dengan net foreign buy sebesar Rp 373,4 miliar. Dengan rata-rata harga beli Rp 3.478,9, aliran dana ini mendorong saham TLKM menguat 4,48% ke level 3.500.

Tak hanya TLKM, saham perbankan pelat merah juga mencatat aliran beli signifikan. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) masing-masing mengalami net foreign buy Rp 152 miliar dan Rp 111,9 miliar. 

Aktivitas ini mencerminkan keyakinan investor asing terhadap prospek sektor perbankan nasional, meski pasar secara keseluruhan sedang mengalami tekanan.

Berikut daftar 10 saham dengan net foreign buy terbesar pada perdagangan kemarin:

PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) – Rp 373,4 miliar

PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) – Rp 335 miliar

PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) – Rp 152 miliar

PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) – Rp 111,9 miliar

PT United Tractors Tbk (UNTR) – Rp 86,8 miliar

PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) – Rp 57,1 miliar

PT Astra International Tbk (ASII) – Rp 55,9 miliar

PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) – Rp 48,9 miliar

PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) – Rp 43,1 miliar

PT Impack Pratama Industri Tbk (IMPC) – Rp 42,2 miliar

Aliran modal asing ini menandakan kepercayaan investor global terhadap stabilitas dan prospek jangka panjang saham pelat merah di tengah volatilitas pasar domestik.

IHSG Tekan Karena Profit Taking

Meski aliran asing masuk, IHSG justru berbalik ke zona merah pada sesi kedua perdagangan dan ditutup merosot 0,4% ke 8.241,91. Sebelumnya indeks sempat menguat menembus level psikologis 8.300 pada sesi pertama.

Pergerakan ini dipicu oleh aksi profit taking, terutama pada saham-saham yang sebelumnya mengalami kenaikan signifikan. Dari total 811 saham yang diperdagangkan, tercatat 207 saham naik, 439 turun, dan 165 stagnan. 

Nilai transaksi mencapai Rp 19,16 triliun dengan volume 28,08 miliar saham dalam 2,34 juta kali transaksi, menandakan likuiditas pasar yang cukup tinggi.

Mayoritas sektor mengalami koreksi, terutama sektor properti, barang baku, dan utilitas. Hanya sektor energi, teknologi, dan kesehatan yang berhasil bertahan di zona hijau, menunjukkan preferensi investor terhadap saham yang dianggap defensif atau memiliki prospek pertumbuhan jangka panjang.

Kombinasi Tekanan Domestik dan Minat Asing

Fenomena ini menegaskan karakter pasar saham Indonesia yang masih menarik bagi investor asing, meski investor domestik mengambil keuntungan dari kenaikan harga saham melalui aksi jual. 

Secara psikologis, koreksi IHSG ini menjadi wajar setelah rally beberapa hari terakhir, namun aliran dana asing menandakan optimisme terhadap prospek fundamental perusahaan tertentu.

“Investor asing tetap percaya pada saham-saham pelat merah dan perbankan, meski IHSG mengalami koreksi teknikal,” kata pengamat pasar modal. Aliran dana ini diyakini akan membantu menahan koreksi lebih dalam, terutama jika likuiditas domestik tetap stabil.

Prospek dan Strategi Investor

Bagi pelaku pasar, kondisi saat ini menuntut strategi yang hati-hati. Investor domestik disarankan untuk memanfaatkan momentum koreksi sebagai peluang, terutama pada saham dengan fundamental kuat. 

Sedangkan investor asing tetap fokus pada saham yang memiliki prospek jangka panjang, dividen stabil, dan posisi strategis dalam ekonomi Indonesia.

Sementara itu, sektor-sektor defensif seperti energi, teknologi, dan kesehatan diperkirakan akan tetap menarik bagi investor yang ingin mengurangi risiko volatilitas jangka pendek.

Pergerakan ini menjadi pengingat bahwa pasar saham Indonesia tetap dinamis, di mana aksi profit taking domestik dan aliran modal asing bisa berjalan simultan, mempengaruhi pergerakan IHSG secara keseluruhan.

Terkini