QRIS Indonesia Jadi Sorotan Dunia, Negara Besar Waspada

Rabu, 05 November 2025 | 10:32:27 WIB
QRIS Indonesia Jadi Sorotan Dunia, Negara Besar Waspada

JAKARTA - Transformasi sistem pembayaran digital Indonesia kini menjadi sorotan dunia. \

Lewat inovasi Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS), Indonesia tidak hanya berhasil memudahkan transaksi masyarakat, tetapi juga menunjukkan taringnya dalam industri keuangan global. 

Sejumlah negara besar, termasuk Amerika Serikat, disebut mulai mencermati dengan serius pesatnya kemajuan teknologi finansial Indonesia yang lahir dari tangan-tangan anak bangsa.

Popularitas QRIS Lampaui Kartu Kredit

Kehadiran QRIS telah mengubah peta sistem pembayaran di Indonesia. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyampaikan bahwa popularitas QRIS kini melesat jauh, bahkan menyalip penggunaan kartu kredit di dalam negeri.

“QRIS ini sudah 56 juta penggunanya, bandingkan dengan credit card. Jadi credit card 17 juta, QRIS sudah sekitar 56 juta. Makanya ditakuti,” ujar Airlangga dalam acara CEO Insight, rangkaian Kompas 100 CEO Forum, di Jakarta.

Pernyataan itu menggambarkan betapa sistem pembayaran nasional telah menjadi pilihan utama masyarakat. Dengan kemudahan penggunaan dan jangkauan luas, QRIS kini menjadi alat transaksi yang paling diminati di berbagai sektor, dari pelaku UMKM hingga perusahaan besar.

Selain efisiensi, QRIS juga dianggap sebagai simbol kemandirian finansial Indonesia. Di tengah dominasi sistem pembayaran global berbasis kartu dan platform asing, QRIS muncul sebagai solusi lokal yang berhasil menarik perhatian dunia.

Langkah Ekspansi ke Pasar Internasional

Tidak berhenti di dalam negeri, pemerintah terus memperluas pemanfaatan QRIS hingga ke mancanegara. Airlangga menjelaskan bahwa Indonesia kini tengah mendorong kerja sama pembayaran lintas batas melalui skema Local Currency Settlement (LCS) atau Local Currency Transaction (LCT).

“Dengan QRIS ini kita sudah tembus berbagai negara, termasuk ASEAN, lima negara ASEAN plus Jepang, juga didorong ke Uni Emirat Arab (UEA) dan berbagai negara lain. Ini yang dikhawatirkan oleh berbagai negara,” jelasnya.

Upaya ini menandai langkah strategis Indonesia dalam memperkuat posisi regional di bidang ekonomi digital. Dengan mengintegrasikan QRIS ke jaringan pembayaran internasional, Indonesia tidak hanya memperluas pangsa pasarnya, tetapi juga memperkenalkan standar baru dalam transaksi lintas negara.

Keberhasilan ekspansi QRIS menjadi sinyal bahwa sistem pembayaran Indonesia mampu bersaing dengan negara-negara maju, terutama dalam hal efisiensi, keamanan, dan interoperabilitas.

QRIS Diakui Sesuai Standar Global

Beberapa pihak sempat meragukan apakah QRIS dapat menyesuaikan diri dengan standar internasional. Namun, Airlangga menegaskan bahwa sistem ini sepenuhnya kompatibel secara global.

“Jawabannya iya, karena ini bisa digunakan di berbagai negara. Nanti ASEAN juga akan membuat platform tersendiri, dan salah satu yang sedang diusulkan agar platformnya dipakai adalah Singapura,” katanya.

Pernyataan tersebut menegaskan keunggulan teknologi QRIS yang tidak hanya memenuhi standar domestik, tetapi juga siap menjadi bagian dari sistem pembayaran lintas negara. Dengan basis pengguna yang besar dan dukungan infrastruktur yang kuat, QRIS berpotensi menjadi standar pembayaran regional di Asia Tenggara.

Airlangga menambahkan, “Tentu kita yang platformnya lebih besar harus bisa lebih kuat lagi.”

Optimisme ini mencerminkan kepercayaan diri pemerintah terhadap kemampuan Indonesia dalam menciptakan inovasi yang mampu berdiri sejajar dengan negara lain di bidang keuangan digital.

Pilar Penting Menuju Ekonomi Digital Indonesia 2045

Lebih jauh, Airlangga menilai bahwa kemajuan teknologi pembayaran seperti QRIS merupakan bagian dari strategi besar untuk memperkuat ekonomi digital Indonesia. Ia memproyeksikan pertumbuhan sektor ini akan jauh melampaui rata-rata ekonomi nasional hingga tahun 2045.

“Ekonomi digital itu diharapkan bisa tumbuh sampai dengan tahun 2045 antara 15,5% sampai 19%. Jadi ekonomi digital akan tumbuh tiga kali lebih cepat dibanding ekonomi secara rata-rata,” tuturnya.

Pertumbuhan tersebut menunjukkan bahwa digitalisasi, termasuk melalui QRIS dan sistem pembayaran berbasis mata uang lokal, akan menjadi pendorong utama menuju Visi Indonesia Emas 2045.

Dengan semakin banyaknya masyarakat yang beralih ke pembayaran digital, pemerintah berharap sistem ini dapat memperluas inklusi keuangan dan memperkuat fondasi ekonomi nasional. 

Langkah-langkah konkret seperti integrasi QRIS lintas negara dan penggunaan transaksi lokal diproyeksikan memperkuat daya saing Indonesia dalam ekonomi global.

Kesimpulan: QRIS Jadi Simbol Kedaulatan Digital Indonesia

Keberhasilan QRIS bukan sekadar pencapaian teknologi, tetapi juga simbol kemandirian ekonomi digital bangsa. Dengan 56 juta pengguna aktif, sistem ini telah melampaui kartu kredit dan menjadi standar baru pembayaran nasional. 

Pemerintah kini memperluas cakupan QRIS ke berbagai negara untuk memperkuat posisi Indonesia dalam peta ekonomi digital dunia.

Kompabilitas internasional dan dukungan kebijakan strategis menjadikan QRIS sebagai langkah nyata menuju kedaulatan finansial. 

Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi digital yang diperkirakan meningkat pesat hingga 2045 menegaskan bahwa inovasi ini akan menjadi motor penggerak utama dalam mewujudkan Indonesia Emas—sebuah masa depan di mana ekonomi digital menjadi pilar kemajuan bangsa.

Terkini